KOMPAS.com - Perselingkuhan yang dilakukan suami, jelas akan mempermalukan istri. Begitu pula bila perselingkuhan dilakukan oleh pihak istri. Dalam kasus gugatan cerai Demi Moore terhadap suaminya, Ashton Kutcher, misalnya, orang akan menatap Demi dengan pandangan kasihan. Ternyata, meskipun kabarnya Demi telah menghabiskan satu juta dollar untuk membuat penampilannya tetap terlihat muda, ia tak bisa membuat sang suami setia padanya. "Itulah akibatnya bila berhubungan dengan brondong!" mungkin begitu komentar banyak orang.
Namun, Demi perempuan yang kuat, dan ia tak ingin orang memandangnya sebagai korban. Dalam pengumuman resmi mengenai perceraiannya, perempuan berusia 49 tahun ini mengatakan, "Sebagai perempuan, seorang ibu, dan seorang istri, ada nilai-nilai dan janji tertentu yang saya anggap sakral, dan dalam semangat ini saya memilih untuk melanjutkan hidup saya."
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Demi masih memiliki martabat, di tengah gencarnya kabar mengenai perselingkuhan Ashton dengan perempuan muda yang ditemui tepat pada malam sebelum ulang tahun pernikahannya. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa Demi lah yang mengakhiri perkawinan yang telah berjalan selama enam tahun. Demi ingin menegaskan bahwa perpisahan bukan terjadi karena ia terlalu tua, melainkan karena Ashton yang masih terlalu muda.
Demi jelas jauh lebih berpengalaman. Meskipun pernikahannya dengan Bruce Willis juga kandas, hingga kini ia masih berteman dengan sang mantan suami. Mereka mampu mendahulukan kepentingan keluarga ketimbang larut dalam pertikaian antara suami-istri. Pernyataan singkat Demi mengenai skandal perselingkuhan Ashton juga membuktikan bahwa perempuan ini lebih memilih keluarga daripada mempertahankan suaminya yang lebih muda.
Demi bukan satu-satunya perempuan yang sanggup bangkit dari rasa dipermalukan. Ada beberapa perempuan kuat lain yang mampu mengatasi ulah suami dengan memberikan kepercayaan pada diri mereka sendiri.
Masih ingat dengan kasus Arnold Schwarzenegger, yang ketahuan memiliki anak di luar hubungan pernikahan dengan pengurus rumah tangganya? Maria Shriver, istri Arnold, pasti merasa sangat kecolongan. Bagaimana mungkin ia tidak mengetahui hal tersebut selama belasan tahun menikah? Namun Maria melawan kritikan tersebut dengan tindakan yang membuat Arnold kalang-kabut.
Ia pergi meninggalkan rumah yang ditinggalinya bersama Arnold, melayangkan gugatan cerai, lalu mengatakan, "Ini waktu yang menyakitkan dan memilukan. Sebagai seorang ibu, kepedulian saya adalah untuk anak-anak." Ia memberi pesan: perbuatan Arnold tidak hanya menyakiti dirinya, tetapi juga keluarganya. Seperti Demi, Maria juga tidak mencela perbuatan suaminya di depan publik.
Hal yang kurang lebih sama terjadi ketika terungkap perselingkuhan yang dilakukan John Edwards, salah satu calon kandidat presiden untuk pemilu 2008. Perselingkuhan itu bahkan telah membuahkan anak. Istri Edwards, Elizabeth, menanggapi skandal tersebut dengan pernyataan yang luwes.
"Keluarga kami telah melalui berbagai persoalan. Sebagian disebabkan oleh alam, sebagian oleh kelemahan manusia, dan sebagian lagi yang terbaru disebabkan oleh hasrat untuk sensasionalisme dan keuntungan tanpa memperhatikan konsekuensi manusia. John membuat kesalahan yang buruk pada 2006. Fakta bahwa hal itu suatu kesalahan yang dilakukan orang lain, tidak membuatnya menjadi lebih mudah bagi saya untuk mendengarkan apa yang dikatakannya tentang perbuatannya. Tetapi dia mengatakannya. Dan kami memulai proses yang panjang dan menyakitkan pada 2006, sebuah proses yang anehnya membuat diagnosis saya lebih mudah pada Maret 2007," tulisnya.
Elizabeth, yang akhirnya meninggal dunia akibat penyakit kanker, menunjukkan bahwa kelemahan sang suami lah yang membuat ia mengecewakan seluruh keluarganya.
Bagaimana dengan Elin Nordgren, yang mantan suaminya -pemain golf Tiger Woods- dikenal gemar mengencani wanita-wanita lain? Semua orang membicarakan dirinya, mempertanyakan apakah ia tak mampu memberikan apa yang diinginkan Woods. Namun, Elin sama sekali tak berkomentar, dan menunggu hingga saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Selama 3,5 tahun terakhir, ketika semua hal ini terjadi, saya lebih banyak di rumah karena hamil, kemudian mengasuh anak dan sekolah," katanya pada majalah People. "Saya juga merasa lebih kuat daripada sebelumnya, Saya percaya dengan keyakinan, keputusan, dan diri saya sendiri."
Perempuan-perempuan tangguh ini ingin menyampaikan, perselingkuhan suami mereka terjadi bukan karena mereka membuat kesalahan, atau tidak memberikan apa yang suami mereka inginkan. Tak ada gunanya mengiba-iba ataupun mencaci-maki kesalahan sang suami, karena cara tersebut hanya akan menunjukkan bahwa mereka perlu dikasihani. Perselingkuhan itu terjadi karena kelemahan pria pendamping mereka, dan mereka lebih baik tidak hidup lagi bersama pria-pria tersebut
Sumber: Shine
No comments :
Post a Comment