KOMPAS.com - Memang mengerikan bila mengetahui ada anak kecil yang sudah pintar berbohong. Tetapi kadang tidak gampang mencari tahu siapa yang sedang berbohong, misalnya ketika anak tetangga bilang dia dicubit anak Anda, sedangkan anak Anda mengatakan tidak. Ketika anak sedang berbohong, entah maksudnya baik atau tidak, mereka selalu punya alasan di baliknya. Sebagai orangtua, tentu Anda harus segera mencari solusi sebelum bohong itu menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihentikan.
Cari tahu apa penyebab kebohongannya. Sebelum melakukan tindakan, Anda harus tahu mengapa anak sampai bisa berbohong. Apakah dia trauma terhadap situasi yang pernah terjadi? Adakah orang lain yang membuat anak takut untuk mengatakan yang sebenarnya? Apa dia hanya takut akan mendapat masalah? Terkadang, anak-anak memang berbohong karena seseorang telah mengancam mereka untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Tetapi yang paling sering terjadi sih, anak berbohong karena mereka tak ingin dimarahi akibat perbuatannya. Sedangkan penyebab lainnya, anak berbohong karena hal itu telah menjadi kebiasaannya.
Berbicaralah secara terbuka. Jika Anda terlalu keras pada anak, atau memberi hukuman karena anak telah berbohong, ia malah akan lebih sering melakukannya. Jika Anda dapat memahami persoalannya, dan bersikap tenang, anak akan menjadi lebih nyaman untuk terbuka nantinya. Memarahi anak hanya akan membuat apa yang Anda inginkan tidak terjadi.
Berikan contoh kejujuran. Tanpa sengaja Anda mungkin pernah mengajarkan anak untuk memberikan white lies, atau bohong demi kebaikan. Namun sekali Anda melakukannya, Anda akan memberi contoh bahwa berbohong itu bisa diterima jika menguntungkan situasi yang Anda hadapi. Lebih baik, tunjukkan pada anak bahwa kebenaran itu tetap lebih baik, meskipun seringkali menyakitkan. Bila anak melihat Anda selalu jujur dan melihat hasil dari kejujuran Anda, ia pun akan terdorong untuk melakukan hal yang sama. Di lain pihak, jika Anda selalu menceritakan hal-hal bohong padanya, atau menutupi sesuatu darinya, anak akan bertanya-tanya mengapa ia tak bisa melakukannya juga.
Tunjukkan efek dari kebohongan. Anda tidak bisa hanya menasihati anak tentang kejujuran, dan berharap mereka akan menurutinya. Jika anak tidak pernah melihat secara langsung efek buruk yang terjadi akibat berbohong (karena berbohong rasanya mudah sekali dilakukan), ia mungkin tidak terlalu mengerti akan situasi tersebut. Kalau anak telah berbohong, dan Anda mengetahui kebenarannya, bicarakan apa yang akan terjadi akibat kebohongannya. Misalnya, bahwa teman-temannya tak akan mau berteman lagi dengannya karena ia tidak bisa dipercaya. Ketika akhirnya ia betulan mengalami hal tersebut, jelaskan sekali lagi pada anak mengapa hal itu terjadi. Kadang-kadang, anak juga perlu merasakan sendiri apa akibat dari perbuatannya.
Beri hukuman. Hati-hati, hukuman yang terlalu berat untuk anak bisa menyebabkan ia berbohong lebih banyak untuk menghindari hukuman tersebut. Biarkan anak menghadapi sendiri konsekuensi dari kebohongan yang dilakukannya. Pastikan ia tahu bahwa itulah yang akan terjadi jika ia berbohong. Jelaskan bahwa anak yang terlalu sering berbohong tidak akan dipercayai lagi oleh teman-temannya. Bayangkan bila suatu ketika anak betul-betul butuh bantuan teman-temannya, namun teman-temannya tak ada lagi yang mau percaya padanya. Anak harus tahu bahwa hal b ini akan menjadi masalah ketika mereka benar-benar memerlukan bantuan orang lain.
Sumber: Shine
No comments :
Post a Comment